My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Sabtu, 12 Juni 2021

FILOSOFI KAKTUS

Jika ditanya musim apa di daerah domisili saya? Jawabannya adalah musim bunga. Semua ibu-ibu maupun perempuan dewasa lajang (Kotamobagu) di era pandemi ini memutuskan untuk menggandrungi kembali bunga-bunga jadul yang pernah trend belasan tahun silam. Namun jika diperhatikan dengan seksama morfologinya, yang digandrungi ibu-ibu tadi bukanlah bunga melainkan kumpulan daun hijau yang pada akhirnya mereka sebut bunga. Ide ini entah berangkat dari pemikiran siapa, yang jelas segala yang tumbuh terbatas, bisa muat dalam pot, memiliki daun dan tidak tumbuh menjulang mereka sebut dengan bunga.

Trend ini pun berlaku terhadap ibu saya. Secara hobi, ia bukan plant holic namun karena ia tipikal ibu-ibu yang senang mengikuti trend, alhasil halaman kami pun sekarang lebih hijau dari tahun-tahun sebelumnya. Kami bersyukur, karena yang awalnya pemandangan hijau kami hanyalah pohon mangga yang tak pernah tinggi didepan rumah sekarang rumah kami sudah lebih hijau dengan beragam jenis daun-daunan didalam pot dengan beragam warna. Rumah rasanya jadi lebih teduh, walau tak seteduh payung teduh.

Tak hanya rumah, timeline media sosial (Facebook) pun ikutan jadi teduh. Rasanya tak perlu lagi menggalakkan kampanye green life for better world karena semua sudah sadar betapa menyenangkannya menanam tumbuhan sedari dini. Walau pun tak sedikit pula para penanam yang menanam tanaman mereka yang kemudian berakhir kering mengenaskan didalam pot. 

Dari sekian banyak tanaman daun-daunan yang sedang trend & hitz dikalangan ibu-ibu (Kotamobagu), satu yang menarik perhatian saya hari ini, Tanaman Kaktus. Yup, Tanaman ikonik yang secara pengetahuan saya mampu hidup di tanah tandus nan ekstrim serta memiliki bentuk unik yang beragam, tiba-tiba menarik hati saya. Tapi bukan dari segi fisiknya karena menurut saya semua tanaman sama saja. Namun ini dicermati dari segi filosofinya. Dari tanaman kaktus ini kita bisa mengambil pelajaran hidup yang besar. Kaktus dengan morfologi fisik yang tegak berdiri bersama duri-duri yang berfungsi sebagai pelindung tubuhnya, ia menyimpan cadangan air yang cukup untuk ia gunakan bertahan hidup dicuaca paling ekstrim sekalipun. Tak merepotkan perawatnya untuk dirawat. Disukai siapapun yang melihatnya, Mudah tumbuh bahkan bertahan hidup dalam cuaca panas yang ekstrim yang tak ada tumbuhan lain mampu untuk bertahan. 

Semestinya kita pun demikian dalam menjalani hidup. Hidup tegak dengan akhlak dan harga diri sebagai pelindung diri agar diri tetap bernilai. Menyerap dan menyimpan banyak pengetahuan sebagai bekal diri untuk tetap bertahan, bahkan ketika ada disituasi paling sulit sekalipun. Tidak merepotkan siapapun yang ada disekitar kita terlebih orang-orang terdekat. Dihormati karena keindahan akhlak dan akalnya, Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan manapun, Mampu bertahan dan selalu jadi pemenang bahkan ketika keadaan diri sedang jatuh sejatuh-jatuhnya. 

Terimakasih kaktus atas pelajaran berharga hari ini. Mohon doakan selalu kebaikan untuk saya, ketika kamu sedang larut berzikir kepada pencipta-mu.

0 komentar:

Posting Komentar