My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Senin, 04 Juli 2022

CAT CALLING

Ini sepenggal tulisan yang harusnya sudah bisa dibaca teman-teman melalui IG story beberapa jam lebih awal pada saat kejadian tidak mengenakkan kemarin siang. Namun apalah daya M.A.G.E.R terlalu erat memeluk saya seharian. Dan tanpa perlawanan saya pun lelap nyaman di pelukannya. Maaf hehe...

Nah cerita tak menyenangkannya bukan karena saya mau curhat tentang perbuatan tidak menyenangkan orang lain ke saya, tapi lebih kepada perbuatan tidak menyenangkan orang lain kepada orang lain yang membuat saya begitu risih.

Siang kemarin dalam perjalanan balik dari arah Bolmut ke KTG bersama teman hidup saya, kami mampir makan siang dulu di satu Rumah makan yang lumayan ramai pengunjungnya. 

Makanannya enak & cocok-cocok saja di indera pengecap kami. Namun rasa makanan enak tadi berubah jadi hambar di lidah saya karena kejadian miris "Cat Calling" Kawanan om-om tanpa akhlaqul karimah kepada salah satu pengunjung perempuan yang kebetulan lagi beli makanan juga di rumah makan itu.

Too much Disgusting untuk ukuran saya yang jijiq sekali dengan jenis laki-laki model begitu. Si Perempuan dengan ekspresi kikuknya pun kelihatan menepis malu dengan mengotak atik handphonenya entah nonton tiktok atau sekrol timeline fesbuk.

Nah yng jadi kegeraman saya, Kenapa kawanan om-om tanpa adab tadi bisa dengan bangga Cat Calling ke perempuan ketika mereka sedang bergerombol saja? Jarang bahkan hampir tidak ada kejadian Cat Calling yang dilakukan oleh 1 orang laki-laki saja ke 1 orang perempuan. 
Apa ini lagi-lagi alasan klise simbol patriarki yang merasa laki-laki merasa punya hak istimewa terhadap bentuk inferiornya perempuan dalam superiornya laki-laki? 

Atau mungkin kawanan om-om tadi memang punya sifat hewani yang lebih mendominasi dari sifat manusiawi nya? Sehingga melihat perempuan selalu dari sisi pemuasan syahwat?

Atau mungkin kawanan om-om tadi merasa keren sekalii ketika berhasil melecehkan 1 perempuan dengan Cat Calling nya? Merasa menjadi laki-laki sepenuhnya? Atau memang nyalinya sebatas nyali kawanan hewan, mirip kawanan hyena yang berani & bernyali ketika bersama kawanannya saja? 

Pelecehan terhadap perempuan hingga saat ini memang masih menjadi perbincangan hangat dari kutub utara sampai kutub selatan. Tak akan ada habisnya mendengar berita tentang kasus pelecehan terhadap perempuan yang  notabene perempuannya sebagai korban tapi selalu menjadi objek yang disalahkan. 

Entah dari alasan klise karena model pakaiannya, cara bergaul nya ataupun segala hal yang dituduh sebagai pemicu pembangkit syahwat laki-laki. Perempuan pasti salah.

Yang paling ajaib tanpa sumber daya otak, ada oknum-oknum yang mendukung perempuan menjadi objek salah dilihat dari sudut pandang pakaiannya. Hello, bahkan saya sendiri pernah jalan ke salah satu pusat  perbelanjaan tentu dengan pakaian menutup dari kepala sampe ujung kaki, tepatnya di emperan sebelum masuk ke salah satu super market, saya lewat di depan gerombolan kawanan lelaki tanpa adab sambil cat calling tanpa nurani. 

Kejadian ini meruntuhkan alasan klise soal pakaian menurut saya, karena sekalipun perempuan berpakaian tertutup tanpa cela pasti ada saja laki-laki yang penasaran soal isi dalamnya.

Jadi tolong om-om pegiat cat calling jika anda memang sudah nafsuan dari zigot, mbokya belajar tekan itu nafsunya kalo liat perempuan. Karena kelihatan menjijikan sekali adegan nafsuan anda semua yang memperlihatkan begitu bangganya kalian menjadi hamba syahwat. 

Untung saja kejadian kemarin tidak berlaku di saya, seandainya kejadiannya kena' di saya pasti sudah habis 1 tempayan air cuci piring dirumah makan itu. 



0 komentar:

Posting Komentar