My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Jumat, 20 April 2018

INDialog Chapter 1


X: Apa itu bahagia?
I: Bahagia adalah ketika keinginanmu terkabulkan.

X: Sesederhana itukah definisi bahagia untukmu?
I: Ya, tapi menurutku bahagia itu relatif. Ketika kamu didoakan oleh penjual yakult dipagi hari dengan senyum tulus bagiku itu adalah bahagia juga. Namun mungkin tak berarti sama bagi mereka yang punya sifat suka menyepelekan hal kecil. Makanya menurutku bahagia adalah relatif. Tergantung individunya, merasa bahagia dengan cara seperti apa.


X: Masing-masing manusia pasti pernah membuat pilihan dalam hidup mereka. Apakah setiap pilihan yang sudah melalui kroscek terlebih dahulu dan kemudian diputuskan menjadi sebuah pilihan, apakah akan selalu berbuah bahagia?
I: Tergantung. Apakah kamu mau memilih untuk bahagia atau tidak. Untukku memutuskan suatu pilihan haruslah berbuah bahagia. Walau keputusan untuk bahagia bisa saja diawali dengan keadaan yang tidak membahagiakan. Karena apapun yang kita impikan dengan tulus dan bersemangat, semesta pasti akan menjadi partikel utama yang mendukung penuh untuk mewujudkannya.

X: Jika demikian, kenapa kamu kelihatan sering mengeluh, padahal kamu sendiri paham bahwa ketidakbahagiaanmu hari ini adalah proses menuju tujuan dari pilihanmu untuk bahagia?
I: Yah namanya manusia, kadang menjadi tidak konsisten ketika terlalu terpuruk. Namun itu hanya sebatas keluhan saja. Mengeluh bukan berarti menyerah kan?

X:  Apa yang meyakinkanmu bahwa pilihan yang kau putuskan adalah keputusan Benar untukmu? Bukankah manusia sering disebut sebagai makhluk yang menjadi sarang kesalahan? Apa kamu tidak takut jika pilihanmu ternyata adalah bukti bahwa manusia memang selalu salah?
I: Manusia punya nurani dan nurani itu pasti selalu benar. Aku mengikuti nurani ku yang bersumber pada analisa akal yang dibubuhi sedikit perasaan. Kemudian Jatuhlah pilihan yang menurutku benar. Dan tentu saja sebuah pilihan yang telah final dijatuhkan, sudah selesai diverifkasi oleh seluruh partikel pendukung jasad dan jiwaku. Dengan serangkaian proses demikian, Mana mungkin ada kesalahan salah pilih hehe

X: Ada yang mengatakan bahwa, kehendakmu tidak selalu akan dikabulkan. Karena yang baik untukmu belum tentu baik bagi Tuhanmu. Bagaimana kamu menyikapinya?
I: Benar sekali. Aku selalu percaya hal demikian. Jikapun pilihanku nanti ternyata tidak membahagiakan, aku tak kecewa karena menurutku hal itu masih masuk dalam tahap proses menuju final goals. Masuk kategori proses yang memang kadang tidak membahagiakan untuk menuju kebahagiaan. Dan aku akan terus melangkah hingga menemukan apa yang ternyata benar baik untukku dan juga disukai Tuhanku.

X: Ketika kamu Sering membahas tentang kesedihan, apakah benar kamu memang sedang merasa sedih? Ataupun sebaliknya?
I: Tentu tidak. Ada tipe manusia yang pintar menyembunyikan perasaan ada juga yang terlalu bodoh mengumbarnya. Yang pintar menyembunyikan perasaannya, bisa saja ia selalu tampakkan rasa bahagianya hanya untuk berkamuflase dari kesedihan yang ia rasakan dan Mungkin juga ketika ia tiba-tiba sering membahas kesedihan bisa jadi hanyalah bentuk sarkas kepada orang-orang yang terlalu vulgar menampakkan kesedihannya. Kita tidak bisa men-judge-orang lain berdasarkan status medsosnya.

X: Menurutmu galau itu apa?
I: Galau? Galau hanya untuk orang-orang yang tidak percaya diri. Dan ya, aku selalu merasa percaya diri 😝 Eh tapi ini benar. Galau juga merupakan cermin keragu-raguan manusia. Makanya kamu harus selalu yakin atas sesuatu biar tidak galau.

X: Apa kamu percaya cinta pada pandangan pertama?
I: Tidak. Aku lebih suka menyebutnya suka/nafsu pada pandangan pertama saja. Karena Cinta tidak semurahan itu untuk tumbuh dari sebuah adegan kontak mata di awal pertemuan. Sebagai spesies pengkultus cinta, aku memberi wadah spesial untuk bertumbuhnya cinta. Untukku, cinta tidak tumbuh bercampur bersama nafsu sesaat. Merawatnya pun tak mudah. Harus dipupuk dengan kebaikan murni bercampur ketundukan tanpa syarat didalamnya. Dan satu lagi, ketika kamu masih merasakan sakit akibat cinta jangan pernah mengklaim dirimu sebagai seorang pecinta sejati. Karena pecinta sejati yang benar dihinggapi cinta adalah mereka yang mampu meleburkan jiwanya kedalam dzat yang ia cintai hingga benar-benar menjadi satu bagian dengan Dzat yang ia cintai. Jika demikian yang terjadi, tentu tak ada celah dan alasan kamu sakit karena cinta. Logikanya, Mana mungkin kamu merasakan sakit jika dia adalah kamu dan kamu adalah dia.
Dan memang Begitulah hakikat pecinta sejati 😊

X: Dengan penjelasanmu diatas, apa kamu sudah bisa dikategorikan sebagai seorang pecinta sejati?
I: Belum, namun saat ini aku sedang berproses. Doakan saja semoga bisa lulus verifikasi berlabel pecinta sejati hehehe

X: Ini sudah larut, mari istirahat. Dialog akan kita lanjutkan dikesempatan yang lain.
I: Baiklah. Terimakasih sudah menjadi partikel jiwaku yang selalu aku syukuri. Ketika hampir semua spesies manusia sibuk menggali kesalahan orang lain, kamu selalu datang dalam bentuk dialog pengingat bahwa aku adalah makhluk kurang yang selalu membutuhkan.

Ps: INDialog terbentuk dari dialog antara aku dan batinku sendiri. Pertanyaan yang muncul begitu saja melalui batinku dan dijawab langsung oleh diriku sendiri.

2 komentar:

Muzdalifa Van Gobel mengatakan...

Aseekkk....

vivi tawas mengatakan...

Wuuaaww 😍

Posting Komentar