My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Jumat, 18 Maret 2016

AND THE TIME IS COME…



Dari lamanya proses hidup yang telah terjalani sekian tahun, bulan, hari, jam hingga detik akhirnya waktu yang dinanti pun tiba. Ini bukan judul lagu nya grup band ungu “waktu yang dinanti” tapi tentang bagaimana akhirnya hasil mampu membanggakan proses. Betapa tidak, Tuhan akhirnya mengetuk pintu hati yang selama ini tertutup rapat yang didalamnya terdapat  kesibukan total dengan aktivitas duniawi yang pastinya bikin lupa diri hingga hampir pula lupa Tuhan.
Namun begitulah hebatnya Tuhan yang memiliki sifat Maha Penyayang, sekalipun Tuhan risih bahkan mungkin jijik dengan hambanya yang sok sombong ini (padahal apalah aku ini, mungkin hanya serbuk jasjus yang berceceran ditanah kering bisa-bisanya sok sombong ga ingat Tuhan) Dia justru mengetuk pintu hati ini dengan penuh cinta dan kasih sayang (Maha Suci Allah).

Ini bukan semata karena dapat hidayah makanya jadi sadar untuk memperbaiki diri kearah yang lebih baik. Sejatinya, hidayah itu datang hanya untuk orang – orang yang siap menerima. Tidak karena dipaksa atau terpaksa. Sekalipun kita memaksa untuk menjemput hidayah, teteup hidayah kekeuh ga bakal mau ikut ketika kamunya masih belum siap secara lahir apalagi batin. Dan bagi yang sudah di berkahi hidayah, ngucap syukur nya harus berlimpah karena ga semua bisa dapat berkah tersebut. Itulah mungkin banyak perkataan bahwa “yang masuk surga itu ga banyak” atau “jadi orang baik itu ga gampang”. I’m personal pun bukan ngomong secara pribadi kalo udah diturunkan hidayah, karena yang Maha menilai baik dan buruknya manusia hanyalah Allah Tuhan Semesta Alam. Ini mungkin lebih kepada kesadaran dan hasil pemikiran pribadi bahwa selama ini yang jadi keinginanku tidak selamanya baik untuk diriku, sehingga Tuhan menurunkan pemahaman bahwa “Aku memberi apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan”. And well I get it. Tuhan ngasih semua yang aku butuhkan bukan apa yang aku inginkan. 

Ketika kita berusaha untuk memenuhi apa yang kita inginkan, bukan menelaah apa yang kita butuhkan disitulah peran iblis dipertanyakan. Iblis akan dinilai make a good job ketika berhasil meracuni manusia agar cenderung pada materi (dunia) daripada akhirat. Didukung dengan sifat manusia itu sendiri sebagai makhluk yang tidak pernah puas, pemenuhan kepuasan manusia pasti cenderung pada pemenuhan materi (dunia). Jika dunia lebih menjadi kecenderungan bagi manusia, sudah barang tentu akhirat mungkin hanya akan bernilai bagai sedotan aleale semata (jadi tak bernilai dan dilupakan). Dan akan dinilai celaka ketika kita lebih mengunggulkan dunia dibandingkan akhirat karena sejatinya perumpaan lamanya waktu hidup didunia dengan kematian hanya selang waktu antara adzan dengan waktu sholat (bayangin men, lu sibuk hura2 naudzubillah lu ga nyadar udah giliran nomor antrian lu yang dipanggil masuk pintu maut sementara lu ga punya bekal sama sekali untuk dibawa ke alam akhirat, naudzubillah).

Ketika Manusia diciptakan, Tuhan pasti membubuhi esensi kebaikan dan akal. Kedua hal tersebut merupakan potensi spiritual yang wajib untuk dikembangkan agar nantinya diri kita bisa menjadi pribadi yang siap untuk menerima Hidayah Tuhan. Namun jangan lupa pula, kita pun di bubuhi dengan nafsu yang bersimbol pada sisi negative manusia, dan jika dibiarkan berkembang tanpa ada kontrol akal sudah barang tentu hasilnya akan menjadikan kita manusia tak berguna alias manusia ZONK! Disinilah kita berproses, ketika kita pertama kali mengenal hal baik dan buruk pasti kecenderungan pada hal baik adalah ketenangan,kedamaian dan kenyamanan hati sementara kecenderungan pada hal buruk adalah kesenangan yang mengadiksi, oleh sebab itu efek adiksi yang menyenangkan pasti akan cenderung terus menerus dilakukan layaknya orang kecanduan narkoba. Makanya manusia lebih senang melakukan perbuatan buruk daripada berbuat kebaikan karena seperti yang di bicarakan diatas “manusia lebih senang memenuhi keinginannya daripada menelaah apa yang dibutuhkan”. Ketika akal kita mampu mengontrol semuanya, jelas kita akan lebih mencari apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Dan semua pasti sepakat bahwa kebutuhan sejati manusia itu adalah ketenangan, kenyamanan, dan kedamaian serta kebahagiaan. Bukan iphone, gadget mahal, mobil mahal, rumah mewah atau harta berlimpah. Ga ada gunanya punya harta segunung namun fisik sakit. Is that true? Absolutely true bagi orang yang berfikir dan ga rakus!
Dengan demikian terjawab bahwa, ketika kita berproses dengan memupuk esensi kebaikan dan akal tadi sebagai potensi utama diri, Tuhan jelas akan memberi pemahaman dengan hasil pemikiran kita sendiri bahwa sejatinya “Aku memberikan apa yang kamu butuhkan bukan apa yang kamu inginkan”. dan jika kita berproses sesuai dengan aturan tadi, jelas akan memberikan hasil yang tidak pernah mengecewakan proses. Hasil tadi yang menjadi simbol kesiapan diri kita sebagai manusai yang siap dan mampu untuk diturunkan hidayah Tuhan. 

And the last, I should say big thankyou for Allah yang telah menyertai proses ku selama ini. Dari keadaan jahiliyah hingga mampu menumbuhkan cinta kepada Allah yang tak pernah terbatas ruang dan waktu. Mohon doa, insyallah indah bisa terus istiqomah berjalan di jalur dan koridor yang tepat. Insyallah !

0 komentar:

Posting Komentar